Minggu, 17 Juli 2016

Kelebihan dan kelemahan wawancara

Beberapa kelebihan dari wawancara:
a.    Dapat diperoleh keterangan yang sedalam-dalamnya mengenai suatu masalah, terutama yang berkenaan dengan pribadi seseorang
b.    Informasi yang diinginkan dapat diperoleh dengan cepat
c.    Dapat dipastikan bahwa memang betul respondenlah yang memberikan jawaban. Dalam angket, kepastian demikian ini tidak ada
d.    Peneliti dapat berusaha agar pertanyaan sungguh-sungguh dapat dipahami oleh responden. Hal serupa ini tidak dapat dilakukan dalam angket
e.    Cara-cara bertanya lebih fleksibel. Artinya, apabila jawaban responden tidak memuaskan atau tidak tepat dan lengkap maka pewawancara dapat mengajukan pertanyaan lain atau mengalihkannya kepada topik berikutnya
f.    Pewawancara yang sensitif dapat menilai gerak-gerik, nada suara dan air muka responden
g.    Informasi yang diperoleh lebih dipercayai kebenarannya karena kalau ada yang salah tafsir dapat diperbaiki pada waktu wawancara. Jika perlu, pewawancara dapat lagi mengunjungi responden apabila masih perlu penjelasan
h.    Responden akan lebih bersedia mengungkapkan keterangan-keterangan yang tidak ingin (enggan) diberikannya dalam angket tertulis.


Beberapa kelemahan wawancara:
a.    Terdapat kesangsian akan kebenaran jawaban yang diperoleh karena ada yang diucapkan seseorang tentang kelakuannya belum tentu sesuai dengan kelakuan yang sebenarnya
b.    Kondisi pewawancara tidak selalu stabil dalam menghadapi berbagai orang secara berturut-turut. Keletihan, kurangnya konsentrasi dan lain-lain akan mempengaruhi kebenaran data yang dikumpulkan
c.    Adanya perbedaan antara pribadi dan keterampilan pada petugas peneliti sehingga mempengaruhi data yang mereka kumpulkan
d.    Lebih banyak diperlukan biaya tinggi dan waktu yang lama apabila tempat tinggal responden meliputi wilayah-wilayah yang luas
e.    Menggunakan sejumlah pewawancara memerlukan usaha untuk memilih, melatih dan mengawasi staf pekerja lapangan
f.    Menemui pada responden bukan pekerjaan mudah, khususnya responden pria yang sibuk bekerja. Untuk itu, seringkali diperlukan waktu sore hari ketika banyak orang beristirahat. Itu pun mungkin hanya dapat dijumpai satu dua orang saja dalam sehari di rumah masing-masing
g.    Belum ada sistem yang baku mengenai cara mencatat hasil wawancara. Mencatat sambil melakukan wawancara mengakibatkan pewawancara kurang memperhatikan gerak-gerik dan ekspresi responden yang mungkin malah memperhatikan kesibukan pewawancara itu sendiri
h.    Kesulitan terhadap pengolahan hasil wawancara. Bila digunakan alat perekam, proses mengubah hasil wawancara menjadi bentuk tulisan akan memakan waktu yang cukup banyak, apalagi bila wawancara itu berbentuk bebas. Kalaupun wawancara itu berstruktur, proses pengolahannya menjadi data tertulis tetap memakan waktu yang tidak sedikit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.